Air, udara, tanah dan api merupakan elementum yang dipelajari oleh Aang di film The Legend Of Aang;安昂, Avatar. Aang sendiri merupakan generasi terakhir dari elemen udara, Avatar: The last Airbender, ia ditakdirkan mendamaikan dunia, tapi saat dunia membutuhkan, dia (Avatar) menghilang. Film ini merupakan salah satu film kesukaan saya, film ini pun merupakan film yang sangat memberi saya banyak pelajaran, setiap apa yang dipelajari oleh Aang saya sendiri merasa terkagum-kagum padahal cuma sebuah film animasi, salah satu pelajaran terbesar dari film tersebut adalah, Aang nggak mempelajari hal tersebut.
Apa yang saya pelajari dan yang Aang nggak pelajari adalah dari mana elemen tersebut, nggak mungkin semua elemen yang dipelajari Aang tiba-tiba tercipta, apakah segratis itu? Baiklah, mungkin Aang tercipta sebagai “manusia” dengan kemampuan dapat mengendalikan semua elemen tersebut, sedangkan saya hanya penonton didepan layar tv setiap minggu pagi, sehingga terlalu sibuk kalau harus memikirkan sejauh itu, padahal dalam episode “Meditasi” untuk membuka semua cakra sampai tingkat ketujuh, sama sekali nggak ada tahap mempelajari bagaimana dirinya tercipta dan elemen yang ada didalam alam semesta ini tercipta, bahkan yang terakhir Aang di suruh untuk rela melepaskan orang yang dia sayang, dalam hal ini Aang mencintai Katara: Katara;卡塔拉 is a waterbending master, dalam tahap ini Aang harus beberapa kali mengulang meditasinya, karena menurut Aang ini agak susah.
Ending; Aang berhasil menjadi seorang Avatar yang mampu mengendalikan semua element dibumi, dan akhirnya perdamaian tercipta meski harus mengorbankan harga diri, darah, air mata, persahabatan, dan cinta, setelah mengalahkan raja api Ozai: Ozai;敖載 was the Fire Lord.
Aang harusnya sadar siapalah dirinya tanpa keempat elemen yang berhasil ia kuasai, namanya juga film, ya terserah yang buatnya, saya sebagai penonton cuma bisa berdecak kagum saat seorang Aang bisa terbang, kemudian saya harus kecewa saat Aang terjebak nostalgia dengan seorang Katara adik kandung dari Sokka. Ingatlah Aang, elemen yang kamu kuasai sebenarnya ada pertanggung jawabannya masing-masing, bukan cuma dijadikan sebagai bahan penghancuran dan terdzolimi seperti itu, nyatanya saat kamu nggak mensyukuri hal gratis seperti elemen cinta, lagi-lagi kamu harus terjebak nostalgia bersama Katara, tanpa sempat sedikit pun mengatakan “Aku Cinta Kamu” kepada Katara.
Lalu bagaimana kabar yang nonoton, kadang-kadang saya juga demikian, tega melacurkan akidah saya sendiri demi mendzolimi hal gratis, mentang-mentang gratis terus nggak ada penghargaan sama sekali terhadap hal tersebut, padahal kalau di bayangkan, Air, Udara, Tanah, Api nggak gratis, mau beli dimana kaya begituan, memang toko matrial ada yang jual, apalagi urusan cinta, memang ada dokter yang jual, terus coba bayangin lagi, kalau cinta itu berbayar, misal: Saya suka sama dia, berarti saya harus beli rasa cinta kepada si Dia tersebut, nggak kebayang pkokoknya, harus bagaimana menjalani hidup ini tanpa elemen gratis tersebut.
Oleh karena hal tersebut, nggak sedikit elemen-elemen tersebut dibolak-balikan dihati manusia, agar mundah gundah, agar tetap meracau, agar susah bersyukur, karena manusia sendiri nggak menghargai, contoh elemen yang terlihat seperti tanah, tanah dengan mudahnya mengubur hidup-hidup manusia dengan harta bendanya, karena tanah merasa terdzolimi, atau kita ambil contoh, air, air pun demikian nggak mau kalah dengan tanah, air pun nggak segan-segan mampir kerumah, karena rumah dari pada air sudah direbut menjadi tempat manusia, jadi jangan salahkan air kalau air kangen kampung halaman, atau udara, udara yang kita hirup gratis, bagaimana jika nggak kita syukuri, angin pun bisa mengamuk dengan menerbangkan rumah orang-orang yang anti syukur, begitupun dengan api, api pun dapat melenyapkan sekejap kehidupan, jadi jangan mendzolimi elemen-elemen tersbut mentang-mentang gratis.